PENGELOLAAN KELAS
- Pengertian Pengelolaan Kelas
Suharsimi
Arikunto (1988), berpendapat bahwa pengelolaan kelas merupakan suatau usaha
yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.
Beberapa variabel yang perlu dikelola secar sinergik, terpadu dan sistemik oleh
guru, yakni:
1)
Ruang
kelas, menunjukkan batasan lingkungan belajar
2)
Usaha
guru, tuntutan adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati segala
kemungkinan yang terjadi dalam lingkungan belajar
3)
Kondisi
belajar, merupakan batasan aktivitas yang harus diwujudkan
4)
Belajar
yang optimal, merupakan ukuran kualitas proses yang mendorong mutu sebuah
produk belajar
- Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara
umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu
pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.
Karakter
kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan
memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri,yakni:
1)
Speed, artinya anak dapat belajar dalam
percepatan proses dan progress, sehingga membutuhkan waktu yang relative
singkat.
2)
Simple, artinya organisasi kelas dan materi
menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif.
3)
Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan
penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan
belajar berprestasi.
Kegiatan
mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana ( kondisi ) kelas agar kegiatan belajar dapat
berlangsung secara efektif dan efesien. Memberi ganjaran dengan segera,
membangun hubungan yang baik antar guru dan siswa, mengembangkan aturan
permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh – contoh pengelolaan kelas. Sehingga dalam pelaksanaannya
diperlukan suatu rancangan kegiatan pengeloaan kelas agar masalah pengelolan kelas yang muncul dapat
dapat diselasaikan serta terciptanya suatu kegiatan belajar mengajar yang
efektif dan efesien.
Rancangan Prosedur Pengelolaan Kelas
Rancangan merupakan serangkaian kegiatan yang disusun secara
sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu.
Sehingga rancangan rancangan prosedur pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
serangkaian kegiatan tentang langkah – langkah pengelolaan kelas yang disusun
secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional, untuk menciptakan serta
mempertahankan kondisi lingkungan yang optimal yang mendukung proses belajar
mengajar.
Rancangan perosedur pengelolaan kelas diterapkan pada
rancangan pengelolaan kelas dimensi pencegahan (preventif), maupun rancangan
prosedur pengelolaan kelas yang dimensi (penyembuhan) kuratif.
DIMENSI PREVENTIF DAN
KURATIF
DARI PENGELOLAAN KELAS
|
|||||
Dari penggalan sebelumnya hingga penggalan sekarang ini, kita
telah memiliki beberapa pengertian pokok seperti pengelolaan kelas, pengelolaan
kelas preventif dan kuratif, pendekatan pengelolaan kelas, prosedur pengelolaan
kelas dan terakhir adalah rancangan prosedur pengelolaan kelas. Dari
pengertian-pengertian tersebut di atas, akan sangat bermanfaat pada tahap
pembuatan rancangan prosedur pengelolaan kelas, karena di samping memberikan
kejelasan juga konsep-konsep tentang pendekatan pengelolaan kelas akan merupakan
landasan dalam rangka menyusun rancangan prosedur pengelolaan kelas.
Penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas tanpa
dilandasi pendekatan pengelolaan kelas akan mengalami banyak kelemahan, karena
tanpa memahami pendekatan ini menyebabkan kita kurang memahami hakekat dari
tingkahlaku siswa yang menyimpang yang ingi ditanggulangi.
Berbagai
Pendekatan dalam Mengelola Kelas
1)
Pendekatan
Kekuasaan
Ciri yang utama pada
pendekatan ini adalah ketaatan pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan.
Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang
ketat dan kaku.
2)
Pendekatan
Kebebasan
Pengelolaan kelas
seharusnya memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak meras
merdeka, bebas, nyaman , penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar.
3)
Pendekatan
Keseimbangan Peran
Pendekatan ini dilakukan
dengan memberikan seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid.
4)
Pendekatan
Pengajaran
Pendekatan ini menghendaki
lahirnya peran guru, peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan
pengajaran yang baik.
5)
Pendekatan
Suasana Emosi dan Sosial
Menurut pendekatan ini
pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan
hubungan sosial yang positif dalam kelas.
6)
Pendekatan
Kombinasi
Pendekatan ini menggunakan
beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakansuasana belajar
yang baik.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Rancangan
Pengelolaan Kelas
- Memahami betul arti tujuan dan hakekat pada pengelolaan kelas. Dengan pemahaman ini akan memberi arah pada kita untuk memikirkan, mengapa dan bagaimana kita harus berbuat atau bertindak untuk mengelola kelas.
- Memahami betul hakekat anak yang sedang dihadapi. Dengan pemahaman yang mendalam tentang anak akan merupakan pedoman dalam mengelola kelas.
- Memahami betul penyimpangan apa yang dilakukan siswa serta latar belakan dari tindakan penyimpangan tersebut.
- Memahami betul pendekatan-pendekatan yang digunakan sebagai dasar dalam mengelola kelas. Tingkah laku menyimpang dengan latar belakang tertentu akan membutuhkan pendekatan tertentu pula.
- Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat rancangan prosedur pengelolaan kelas.
LANGKAH – LANGKAH
RANCANGAN PROSEDUR
PENGELOLAAN KELAS
Dari bagan di atas tampak jelas bagaiamana peranan
pengetahuan tentang hakekat anak, hakekat penyimpangan yang dilakukan anak
serta jenis-jenis pendekatan pengelolaan kelas dalam menyusun rancangan
prosedur pengelolaan kelas untuk menciptakan serta mempertahankan kondisi
optimal yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Setelah rancangan itu
dilaksanakan perlu dimonitoring sehingga dapat diketahui sejauh mana hasil itu
dicapai serta perkembangan yng terjadi. Dengan demikian hasil monitoring itu
menjadi balikan ( feedback ) untuk memperbaiki pengelolaan itu sendiri atau
merancang pengelolaan yang baru begitulah seterusnya.
Setelah
rancangan prosedur pengelolaan kelas selesai disusun, maka hal penting yang
mendapatkan perhatian adalah proses pelaksanaan rancangan tersebut.
Langkah – Langkah Kegiatan Yang Telah Ditetapkan Yang
Semuanya Diarahkan Pada Pencapaian Tujuan
- Identifikasi dari masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas.
- Analisa maalah
- Penilaian alternatif – alternatif pemecahan, penilaian dan pelaksanaan salah satu alternatif pemecahan
- Monitoring prlaksanaan
- Balikkan hasil pelaksanaan alternatif pemecahan masalah
PENJABARAN RANCANGAN PROSEDUR
PENGELOLAAN KELAS
Jadi berdasarkan diagram 2 dan 3
diatas dapat dapat dijelaskan bahwa rancangan prosedur pengelolaan ini dimulai dengan
langkah – langkah sebagai
berikut:
- Hakekat konsep dan tujuan pengelolaan kelas
- Apakah masalahnya preventive atau kuratif
- Setelah memastikan masalah preventif atau kuratif dipertimbangkan hakekat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan sendiri, lalu melihat kenyataan – kenyataan penyimpangan tingkah laku yang ada
- Menentukan masalahnya individual atau kelompok
- Menyusun rancangan prosedur pengelolaan kelas, apakah preventif individual atau kelompok ataukah kuratif individual kelompok
- Menjabarkan langkah – langkah kegiatan rancangan prosedur pengelolaan kelas yang terdiri dari pengidentifikasian masalah, penganalisasian masalah, penilaian alternative pemecahan yang digunakan, pelaksanaan monitoring dan pengumpulan balikkan
- Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan guru sangat menentukan
- Melaksanakan monitoring untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pemecahan masalah itu dilaksanakan dan ditaati ataukah telah terjadi perkembangan baru
- Mendapatkan balikkan yaitu tahap pelaksanaan telah tiba pada penggunaan hasil – hasil monitoring untuk menentukan langkah – langkah selanjutnya
Teknik
Mendapatkan Umpan Balik
Kegiatan
belajar mengajar merupakan interaksi yang terjadi antar guru dan murid untuk
mencapai tujuan. Kegiatan dua pihak tersebut memberikan umpan balik, baik bagi
guru maupun murid. Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran
berlangsung ternyata sangat beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya,
tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru.
Untuk
mendapatkan umpan balik secara lebih sempurna, maka guru dapat melakukan
beberapa teknik antara lain:
- Pertama, menggunakan alat bantu yang tepat
Alat
berfungsi untuk melengkapi kekurangan guru yang memiliki keterbatasan kemampuan
dalam menjelaskan bahan ajar yang disebabkan karakteristik materi, kebiasaan
guru dan cara belajar anak didik.
- Kedua, memilih bentuk motivasi yang baik
Motivasi merupakan
kekuatan yang maha dahsyat dalam diri manusia. Menurut Bobbi dePotter, terdapat
beberapa cara untuk menumbuhkan budaya belajar berprestasi, dalam rumus TANDUR, yakni:
- Tumbuhkan. Tumbuhkan minat dengan memuaskan. Apa manfaatnya bagiku dan manfaatkan bagi kehidupan manusia.
- Alami. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa.
- Namai. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
- Demonstrasikan. Sediakan kesempatan bagi anak didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, jangan biarkan anak menjadi pendengar pasif.
- Ulangi. Tunjukkan pada anak didik cara-cara mengulang materi dan tegaskan bahwa mereka adalah murid-murid yang cerdas, jangan dikecam. Sebab kecaman guru merupakan proses pembodohan yang terjadi secara disengaja.
- Rayakan. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Guru jangan kikir dengan pujian anak.
Mempertahankan
minat dan motivasi anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan bisa
dalam bentuk lain seperti:
Ø
Memberikan angka
Angka merupakan simbol
prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar
dapat terpresentasikan dalam simbol angka.
Ø
Hadiah
Hadiah merupakan pengakuan
atas prestasi anak didik yang dapat diberikan dalam bentuk fisik (cinderamata,
piagam) atau non fisik seperti isyarat positif, pujian, dan lain-lain.
Ø
Gerakan tubuh
Gerakan
tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol,
tepuk tangan, memberi salam, dan lain-lain.
Ø
Memberi tugas
Tugas
yang diberikan bukan tugas tambahan, tetapi tugas pengakuan atas prestasi agar
anak didik merasa percaya diri dan merasa diakui.
Ø
Memberi ulangan
Ulangan
merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar anak didik dan sebaiknya hasil ulangan diumumkan pada
teman-temannya.
Ø
Hukuman
Hukuman
bukan alat untuk menakut-nakuti anak, tetapi untuk merubah cara berpikir anak.
Bahwa setiap pekerjaan (baik atau buruk) memiliki konsekuensi.
c. Ketiga,
penggunaan metode yang bervariasi
Merupakan
senjata yang ampuh untuk mendapatkan
umpan balik pembelajaran. Karena itu, guru mesti cerdas memilh, menentukan dan
menggunakan metode dalam pembelajaran
Resep
Pengelolaan Kelas yang Baik
Suatu
yang bakal menakjubkan kelas adalah apabila guru dapat merancang pengajaran
yang memuaskan siswa, memanfaatkan serangkaian kecerdasan siswa, melejitkan
motivasi dan menyiapkan siswa untuk meraih sukses. Menurut Bobbi dePotter,
terdapat beberapa modalitas dalam resep pengelolaan pembelajaran di kelas,
o
Dari
dunia mereka ke dunia kita
o
Cermati
modalitas V-A-K (Visual-Auditorial-Kinestetik)
o
Model
kesuksesan dari sudut pandang perancang
o
Pertemukan
kecerdasan berganda
o
Penggunaan
metafora, perumpamaan dan sugesti
Keterampilan
Pengelolaan Kelas
1)
Usaha
Mempertahankan Kondisi Kelas
Thomas
Gordon memberikan beberapa resep yang bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan
kondisi kelas yang baik, yakni:
a)
Keterbukaan
dan transparan, sehingga memungkinkan terjalinnya keterusterangan dan kejujuran
siswa dalam pembelajaran.
b)
Penuh
perhatian, sehingga setiap pihak mengetahui bahwa dirinya dihargai oleh pihak
lain.
c)
Saling
ketergantungan
d)
Keterpisahan,
untuk membuka kemungkinan tumbuhnya keunikan, kreativitas dan individualitas
masing-masing.
e)
Pemenuhan
kebutuhan bersama sehingga tidak ada pihak yang merasa dikorbankan untuk
memenuhi kepentingan pihak lain.
2)
Usaha
Mengembangkan Iklim Kelas
Mengembangkan
iklim kelas, memiliki arti menata ulang kondisi kelas yang kurang alseptabel.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui modifikasi perilaku siswa.
Modifikasi perilaku siswa berarti memperbaiki cara berpikir, gaya
mengekspresikan perasaan dan cara mewujudkan perilaku.
Masalah
Pengelolaan Kelas
Menurut
Made Pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan
perilaku siswa seperti:
a.
Kurangnya
kesatuan antar siswa,karena perbedaan gender (jenis kelamin), rasa tidak
senang, atau persaingan tak sehat.
b.
Tidak
adastandar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap,
pergi kesana-kemari, dan sebagainya.
c.
Terkadang
timbul reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan,
mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh, dan sebagainya.
d.
Kelas
mentolelir kekeliruan-kekeliruan temannya ialah menerima dan mendorong perilaku
siswa yang keliru.
e.
Mudah
mereaksi negative atau terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu,
iklim yang berubah dan sebagainya.
f.
Moral
rendah, permusuhan, sikap agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat-alat
belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.
g.
Tidak
mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas
tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainya.
Penataan
Ruang Kelas yang Kondusif dan Menyenangkan
Segala
sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat
belajar. Belajar bukan hanya menerima “pidato” guru tentang bahan ajar,
melainkan pula melalui pesan lingkungan yang diterima sistem saraf otak. Bahkan
belajar melalui segala peraga yang berada di jauh dapat dengan tiba-tiba
menyalakan jalur saraf. Segala yang dapat kita lihat, biasanya memberikan
inspirasi untuk melahirkan pikiran yang orisinil. Demikian juga lingkungan
belajar yang tertata rapi memberi inspirasi berpikir yang cermat dan dan
kekuatan belajar yang tak terhitung besarnya.
Implementasi
Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Tugas dan
peran guru dalam implementasi pengelolaan proses belajar mengajar menurut
Syaiful Bahri Djamarah (2002), adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
- Menetapkan apa yang akan, kapan, dan bagaimana cara melakukannya.
- Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target.
- Mengembangkan alternatif-alternatif tindakan.
- Mengumpulkan dan menganalisis informasi.
- Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
2.
Pengorganisasian
·
Menyediakan
fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menyusun
kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui proses
penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
·
Mengelompokkan
kelompok kerja ke dalam struktur kerja secara teratur.
·
Membentuk
struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
·
Merumuskan,
menetapkan metode dan prosedur.
·
Memilih,
mengadakan latihan dan pendiddikan tenaga kerja serta mencari sumber-sumber
lain yang diperlukan.
3.
Pengarahan
·
Menyusun
kerangka waktu dan biaya secara terperinci.
·
Memprakarsai
dan menampilkan pelaksanaan rencana pengambilan keputusan.
·
Mengeluarkan
instruksi-instruksi yang spesifik.
·
Membimbing,
memotivasi dan melakukan supervise.
4.
Pengawasan
·
Mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan.
·
Melaporkan
penyimpangan dan merumuskan serta menyusun standar-standar dan sasaran-sasaran
tindakan koreksi.
·
Menilai
pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan.
Keberhasilan
Belajar Mengajar
A. Indikator
Keberhasilan Belajar Mengajar
Belajar
dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri:
o
Daya
serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individu maupun kelompok.
o
Perilaku
yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh siswa
baik secara individual maupun kelompok.
o
Terjadinya
proses pemahaman materi yang secara sekuensial (sequential) mengantarkan materi
tahap berikutnya.
B. Alat
Penilaian Keberhasilan Belajar Mengajar
Tes
prestasi belajar dapat digolongkan pada beberapa jenis penilaian, yakni:
1.
Tes
Formatif
Tes
formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok
bahasan tersebut.
2.
Tes
Sub-Sumatif
Tes
sub-sumatif bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa
3.
Tes
Sumatif
Tes
sumatif bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar
siswa dalam suatu periode belajar tertentu.
C. Kapan
Program Perbaikan Dilakukan ?
Proses
perbaikan dapat dilakukan jika terdapat bukti-bukti otentik adanya kegagalan
dalam belajar seperti:
·
Apabila
ada 85% siswa mencapai taraf keberhasilan optimal atau bahkan maksimal
(mencapai 75% penguasaan materi).
·
Apabila
75% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal).
Pengajaran perbaikan
biasanya engandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a)
Mengulang
pokok bahasan seluruhnya.
b)
Mengulang
bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.
c)
Memecahkan
masalah atau menyelesaikan soal bersama-sama
d)
Memberikan
tuga-tugas khusus
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mengajar
Berbagai
faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar antara lain:
1)
Tujuan
Kepastian
proses belajar mengajar berpangkal tolak dan jelas tidaknya perumusan tujuan
pengajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka
semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.
2)
Guru
Performance
guru dalam mengajar banyak dipengaruhi berbagai factor seperti tipe
kepribadian, latar belakang pendidik, pengalaman dan tak kalah pentingnya
berkaitan dengan pandangan filosofis guru terhadap murid. Guru yang memandang
anak sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan atau laksana
kertas kosong akan banyak menggunakan pendekatan metode yang teacher-centered,
bukan pendekatan yang student-centered.
3)
Peserta
Didik
Peserta
didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian,
harapan, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah
system belajar di kelas.
4)
Kegiatan
Pengajaran
Pola
umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan peserta
didik dengan bahan sebagai perantaranya.
5)
Evaluasi
Evaluasi
memiliki cakupan bukan saja pada bahan ajar, tetapi pada keseluruhan proses
belajar mengajar, bahkan pada alat dan bentuk evaluasi itu sendiri. Artinya,
evaluasi yang dilakukan sudah benar-benar mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan
dan proses yang dilakukan.
Evaluasi yang valid (sahih) bukan saja memberikan informasi
prestasi siswa dalam mencapai tujuan tetapi memberikan umpan balik terhadap
proses pembelajaran secara keseluruhan.
Dalam
proses belajar mengajar faktor tempat sangat penting perananya, suatu tempat
dapat menjadikan suatu pembelajaran menyenangkan dan merasa nyaman jika tempat
itu nyaman, bersih dan terdapat fasilitas fasilitas didalamnya, demikian pula
sebaliknya. Dalam lingkungan sekolah, faktor tempat juga dapat mendukung
berjalannya metode pembelajaran, kelas yang nyaman, lingkungan, laboratorium,
perpustakaan yang menunjang adalah faktor yang ikut mendukung berjalannya
proses pembelajaran yang didalamnya pasti menggunakan suatu metode
pembelajaran.
Hal yang
pertama dilakukan adalah mengelola kelas. Guru dapat melakukan serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dalam iklim
sosio-emosional yang positif serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas
yang produktif dan efektif. Ada 2 macam komponen pengelolaan kelas yaitu,
preventif adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah
terjadinya gangguan dalam pembelajaran, dan refrensif yaitu tindakan kekerasan seperti halnya penanganan
dalam gangguan keamanan akan tetapi sebagai salah satu unsure dari ketrampilan
pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik akan menghasilkan prkembangan
ketrampilan pengelolaan diri siswa yang baik pula.Teknik pengelolaan kelas
harus diupayakan agar tidak mengganggu aspek pembelajaran di kelas bila
direncanakan dengan baik melalui RPP.
Ada beberapa prinsip dalam menata
lingkungan fisik kelas:
- Visibility (Keleluasaan pandangan )
: Pemempatan dan penataan
barang2 di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa
- Accesbility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat
memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang2 yang dibutuhkan selama
proses pembelajaran
- Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang2 didalam kelas hendaknya
mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
- Kenyamanan
Berkenaan dengan temperature
ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas
- Keindahan
Berkenaan dengan usaha guru
menata ruang kelas yang menyenangan dan kondusif
bagi kegiatan belajar.
Penataan tempat
duduk siswa juga merupakan salah satu pengelolaan kelas, karena pengelolaan
kelas yang ektif akan menentukan hasil pembelajaran yang dicapai.Dengan
penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi
belajar yang kondusif,dan menyenangkan bagi siswa. Ada beberapa contoh model
penataan bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif seperti:
- Meja tapal kuda , siswa berkelompok di ujung meja
- Penataan tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
- Meja panjang
- Meja kelompok
- Meja berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja
Disamping pengelolaan dalam kelas,
lingkungan sekitar juga dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, hanya
saja penggunaannya harus disesuaikan dengan metode pembelajaran yang sesuai.
Kesimpulan
Bagaimanapun
lengkapnya serta baiknya suatu rancangan prosedur rancangan kelas, pada
akhirnya sangat tergantung pada kualitas pribadi guru. Guru dengan
kehangatannya dan kemampuannya dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan para
siswa sangat mempengaruhi iklim dan suasana belajar mengajar didalam kelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar