Strategi Pemb.



PENGELOLAAN KELAS

  1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Suharsimi Arikunto (1988), berpendapat bahwa pengelolaan kelas merupakan suatau usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. Beberapa variabel yang perlu dikelola secar sinergik, terpadu dan sistemik oleh guru, yakni:
1)    Ruang kelas, menunjukkan batasan lingkungan belajar
2)    Usaha guru, tuntutan adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati segala kemungkinan yang terjadi dalam lingkungan belajar
3)    Kondisi belajar, merupakan batasan aktivitas yang harus diwujudkan
4)    Belajar yang optimal, merupakan ukuran kualitas proses yang mendorong mutu sebuah produk belajar

  1. Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.
Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri,yakni:
1)    Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress, sehingga membutuhkan waktu yang relative singkat.
2)    Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif.
3)    Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.

Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana  ( kondisi ) kelas agar kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Memberi ganjaran dengan segera, membangun hubungan yang baik antar guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh – contoh pengelolaan kelas. Sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan suatu rancangan kegiatan pengeloaan kelas agar  masalah pengelolan kelas yang muncul dapat dapat diselasaikan serta terciptanya suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien.



Rancangan Prosedur Pengelolaan Kelas
Rancangan merupakan serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga rancangan rancangan prosedur pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan tentang langkah – langkah pengelolaan kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional, untuk menciptakan serta mempertahankan kondisi lingkungan yang optimal yang mendukung proses belajar mengajar.
Rancangan perosedur pengelolaan kelas diterapkan pada rancangan pengelolaan kelas dimensi pencegahan (preventif), maupun rancangan prosedur pengelolaan kelas yang dimensi (penyembuhan) kuratif.

DIMENSI PREVENTIF DAN KURATIF DARI PENGELOLAAN KELAS








PENGELOLAAN KELAS
 





 



















Dari penggalan sebelumnya hingga penggalan sekarang ini, kita telah memiliki beberapa pengertian pokok seperti pengelolaan kelas, pengelolaan kelas preventif dan kuratif, pendekatan pengelolaan kelas, prosedur pengelolaan kelas dan terakhir adalah rancangan prosedur pengelolaan kelas. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, akan sangat bermanfaat pada tahap pembuatan rancangan prosedur pengelolaan kelas, karena di samping memberikan kejelasan juga konsep-konsep tentang pendekatan pengelolaan kelas akan merupakan landasan dalam rangka menyusun rancangan prosedur pengelolaan kelas.
Penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas tanpa dilandasi pendekatan pengelolaan kelas akan mengalami banyak kelemahan, karena tanpa memahami pendekatan ini menyebabkan kita kurang memahami hakekat dari tingkahlaku siswa yang menyimpang yang ingi ditanggulangi.
Berbagai Pendekatan dalam Mengelola Kelas
1)    Pendekatan Kekuasaan
Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku.
2)    Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan kelas seharusnya memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak meras merdeka, bebas, nyaman , penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar.
3)    Pendekatan Keseimbangan Peran
Pendekatan ini dilakukan dengan memberikan seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid.
4)    Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru, peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik.
5)    Pendekatan Suasana Emosi dan Sosial
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas.
6)    Pendekatan Kombinasi
Pendekatan ini menggunakan beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakansuasana belajar yang baik.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Rancangan Pengelolaan Kelas
  • Memahami betul arti tujuan dan hakekat pada pengelolaan kelas. Dengan pemahaman ini akan memberi arah pada kita untuk memikirkan, mengapa dan bagaimana kita harus berbuat atau bertindak untuk mengelola kelas.
  • Memahami betul hakekat anak yang sedang dihadapi. Dengan pemahaman yang mendalam tentang anak akan merupakan pedoman dalam mengelola kelas.
  • Memahami betul penyimpangan apa yang dilakukan siswa serta latar belakan dari tindakan penyimpangan tersebut.
  • Memahami betul pendekatan-pendekatan yang digunakan sebagai dasar dalam mengelola kelas. Tingkah laku menyimpang dengan latar belakang tertentu akan membutuhkan pendekatan tertentu pula.
  • Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat rancangan prosedur pengelolaan kelas.
LANGKAH – LANGKAH RANCANGAN PROSEDUR
PENGELOLAAN KELAS
 























Dari bagan di atas tampak jelas bagaiamana peranan pengetahuan tentang hakekat anak, hakekat penyimpangan yang dilakukan anak serta jenis-jenis pendekatan pengelolaan kelas dalam menyusun rancangan prosedur pengelolaan kelas untuk menciptakan serta mempertahankan kondisi optimal yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Setelah rancangan itu dilaksanakan perlu dimonitoring sehingga dapat diketahui sejauh mana hasil itu dicapai serta perkembangan yng terjadi. Dengan demikian hasil monitoring itu menjadi balikan ( feedback ) untuk memperbaiki pengelolaan itu sendiri atau merancang pengelolaan yang baru begitulah seterusnya.
Setelah rancangan prosedur pengelolaan kelas selesai disusun, maka hal penting yang mendapatkan perhatian adalah proses pelaksanaan rancangan tersebut.

Langkah – Langkah Kegiatan Yang Telah Ditetapkan Yang Semuanya Diarahkan Pada Pencapaian Tujuan
  1. Identifikasi dari masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas.
  2. Analisa maalah
  3. Penilaian alternatif – alternatif pemecahan, penilaian dan pelaksanaan salah satu alternatif pemecahan
  4. Monitoring prlaksanaan
  5. Balikkan hasil pelaksanaan alternatif pemecahan masalah

PENJABARAN  RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN KELAS
Text Box: Pengelolaan kelas








 





























Jadi berdasarkan diagram 2 dan 3 diatas dapat dapat dijelaskan bahwa rancangan prosedur pengelolaan ini dimulai dengan langkah – langkah sebagai berikut:

  1. Hakekat konsep dan tujuan pengelolaan kelas
  2. Apakah masalahnya preventive atau kuratif
  3. Setelah memastikan masalah preventif atau kuratif dipertimbangkan hakekat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan sendiri, lalu melihat kenyataan – kenyataan penyimpangan tingkah laku yang ada
  4. Menentukan masalahnya individual atau kelompok
  5. Menyusun rancangan prosedur pengelolaan kelas, apakah preventif individual atau kelompok ataukah kuratif individual kelompok
  6. Menjabarkan langkah – langkah kegiatan rancangan prosedur pengelolaan kelas yang terdiri dari pengidentifikasian masalah, penganalisasian masalah, penilaian alternative pemecahan yang digunakan, pelaksanaan monitoring dan pengumpulan balikkan
  7. Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan guru sangat menentukan
  8. Melaksanakan monitoring untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pemecahan masalah itu dilaksanakan dan ditaati ataukah telah terjadi perkembangan baru
  9. Mendapatkan balikkan yaitu tahap pelaksanaan telah tiba pada penggunaan hasil – hasil monitoring untuk menentukan langkah – langkah selanjutnya

Teknik Mendapatkan Umpan Balik

            Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi yang terjadi antar guru dan murid untuk mencapai tujuan. Kegiatan dua pihak tersebut memberikan umpan balik, baik bagi guru maupun murid. Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung ternyata sangat beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru.

            Untuk mendapatkan umpan balik secara lebih sempurna, maka guru dapat melakukan beberapa teknik antara lain:

  1. Pertama, menggunakan alat bantu yang tepat
            Alat berfungsi untuk melengkapi kekurangan guru yang memiliki keterbatasan kemampuan dalam menjelaskan bahan ajar yang disebabkan karakteristik materi, kebiasaan guru dan cara belajar anak didik.


  1. Kedua, memilih bentuk motivasi yang baik
Motivasi merupakan kekuatan yang maha dahsyat dalam diri manusia. Menurut Bobbi dePotter, terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan budaya belajar berprestasi, dalam rumus TANDUR, yakni:
    • Tumbuhkan. Tumbuhkan minat dengan memuaskan. Apa manfaatnya bagiku dan manfaatkan bagi kehidupan manusia.
    • Alami. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa.
    • Namai. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
    • Demonstrasikan. Sediakan kesempatan bagi anak didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, jangan biarkan anak menjadi pendengar pasif.
    • Ulangi. Tunjukkan pada anak didik cara-cara mengulang materi dan tegaskan bahwa mereka adalah murid-murid yang cerdas, jangan dikecam. Sebab kecaman guru merupakan proses pembodohan yang terjadi secara disengaja.
    • Rayakan. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Guru jangan kikir dengan pujian anak.

Mempertahankan minat dan motivasi anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan bisa dalam bentuk lain seperti:

Ø  Memberikan angka
Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam simbol angka.
Ø  Hadiah
Hadiah merupakan pengakuan atas prestasi anak didik yang dapat diberikan dalam bentuk fisik (cinderamata, piagam) atau non fisik seperti isyarat positif, pujian, dan lain-lain.
Ø  Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, dan lain-lain.
Ø  Memberi tugas
Tugas yang diberikan bukan tugas tambahan, tetapi tugas pengakuan atas prestasi agar anak didik merasa percaya diri dan merasa diakui.
Ø  Memberi ulangan
Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar anak didik  dan sebaiknya hasil ulangan diumumkan pada teman-temannya.

Ø  Hukuman
Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti anak, tetapi untuk merubah cara berpikir anak. Bahwa setiap pekerjaan (baik atau buruk) memiliki konsekuensi.

c.    Ketiga, penggunaan metode yang bervariasi
Merupakan senjata yang ampuh  untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran. Karena itu, guru mesti cerdas memilh, menentukan dan menggunakan metode dalam pembelajaran

Resep Pengelolaan Kelas yang Baik
Suatu yang bakal menakjubkan kelas adalah apabila guru dapat merancang pengajaran yang memuaskan siswa, memanfaatkan serangkaian kecerdasan siswa, melejitkan motivasi dan menyiapkan siswa untuk meraih sukses. Menurut Bobbi dePotter, terdapat beberapa modalitas dalam resep pengelolaan pembelajaran di kelas,
o   Dari dunia mereka ke dunia kita
o   Cermati modalitas V-A-K (Visual-Auditorial-Kinestetik)
o   Model kesuksesan dari sudut pandang perancang
o   Pertemukan kecerdasan berganda
o   Penggunaan metafora, perumpamaan dan sugesti

Keterampilan Pengelolaan Kelas
1)    Usaha Mempertahankan Kondisi Kelas
Thomas Gordon memberikan beberapa resep yang bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi kelas yang baik, yakni:
a)    Keterbukaan dan transparan, sehingga memungkinkan terjalinnya keterusterangan dan kejujuran siswa dalam pembelajaran.
b)    Penuh perhatian, sehingga setiap pihak mengetahui bahwa dirinya dihargai oleh pihak lain.
c)    Saling ketergantungan
d)    Keterpisahan, untuk membuka kemungkinan tumbuhnya keunikan, kreativitas dan individualitas masing-masing.
e)    Pemenuhan kebutuhan bersama sehingga tidak ada pihak yang merasa dikorbankan untuk memenuhi kepentingan pihak lain.
2)    Usaha Mengembangkan Iklim Kelas
Mengembangkan iklim kelas, memiliki arti menata ulang kondisi kelas yang kurang alseptabel. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui modifikasi perilaku siswa. Modifikasi perilaku siswa berarti memperbaiki cara berpikir, gaya mengekspresikan perasaan dan cara mewujudkan perilaku.

Masalah Pengelolaan Kelas
Menurut Made Pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa seperti:
a.    Kurangnya kesatuan antar siswa,karena perbedaan gender (jenis kelamin), rasa tidak senang, atau persaingan tak sehat.
b.    Tidak adastandar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana-kemari, dan sebagainya.
c.    Terkadang timbul reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh, dan sebagainya.
d.    Kelas mentolelir kekeliruan-kekeliruan temannya ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
e.    Mudah mereaksi negative atau terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.
f.     Moral rendah, permusuhan, sikap agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.
g.    Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainya.

Penataan Ruang Kelas yang Kondusif dan Menyenangkan
Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat belajar. Belajar bukan hanya menerima “pidato” guru tentang bahan ajar, melainkan pula melalui pesan lingkungan yang diterima sistem saraf otak. Bahkan belajar melalui segala peraga yang berada di jauh dapat dengan tiba-tiba menyalakan jalur saraf. Segala yang dapat kita lihat, biasanya memberikan inspirasi untuk melahirkan pikiran yang orisinil. Demikian juga lingkungan belajar yang tertata rapi memberi inspirasi berpikir yang cermat dan dan kekuatan belajar yang tak terhitung besarnya.

Implementasi Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Tugas dan peran guru dalam implementasi pengelolaan proses belajar mengajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002), adalah sebagai berikut:
1.    Perencanaan
    • Menetapkan apa yang akan, kapan, dan bagaimana cara melakukannya.
    • Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target.
    • Mengembangkan alternatif-alternatif  tindakan.
    • Mengumpulkan dan menganalisis informasi.
    • Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
2.    Pengorganisasian
·         Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menyusun kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui proses penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
·         Mengelompokkan kelompok kerja ke dalam struktur kerja secara teratur.
·         Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
·         Merumuskan, menetapkan metode dan prosedur.
·         Memilih, mengadakan latihan dan pendiddikan tenaga kerja serta mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.
3.    Pengarahan
·         Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci.
·         Memprakarsai dan menampilkan pelaksanaan rencana pengambilan keputusan.
·         Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik.
·         Membimbing, memotivasi dan melakukan supervise.
4.    Pengawasan
·         Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
·         Melaporkan penyimpangan dan merumuskan serta menyusun standar-standar dan sasaran-sasaran tindakan koreksi.
·         Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan.

Keberhasilan Belajar Mengajar
A.   Indikator Keberhasilan Belajar Mengajar
Belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri:
o   Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
o   Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
o   Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial (sequential) mengantarkan materi tahap berikutnya.

B.   Alat Penilaian Keberhasilan Belajar Mengajar
Tes prestasi belajar dapat digolongkan pada beberapa jenis penilaian, yakni:
1.    Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
2.    Tes Sub-Sumatif
Tes sub-sumatif bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar meningkatkan hasil prestasi belajar siswa
3.    Tes Sumatif
Tes sumatif bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu.
C.   Kapan Program Perbaikan Dilakukan ?
Proses perbaikan dapat dilakukan jika terdapat bukti-bukti otentik adanya kegagalan dalam belajar seperti:
·         Apabila ada 85% siswa mencapai taraf keberhasilan optimal atau bahkan maksimal (mencapai 75% penguasaan materi).
·         Apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal).
Pengajaran perbaikan biasanya engandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a)    Mengulang pokok bahasan seluruhnya.
b)    Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.
c)    Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal bersama-sama
d)    Memberikan tuga-tugas khusus
D.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mengajar
Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar antara lain:
1)    Tujuan
Kepastian proses belajar mengajar berpangkal tolak dan jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.
2)    Guru
Performance guru dalam mengajar banyak dipengaruhi berbagai factor seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidik, pengalaman dan tak kalah pentingnya berkaitan dengan pandangan filosofis guru terhadap murid. Guru yang memandang anak sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan atau laksana kertas kosong akan banyak menggunakan pendekatan metode yang teacher-centered, bukan pendekatan yang student-centered.
3)    Peserta Didik
Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah system belajar di kelas.


4)    Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik dengan bahan sebagai perantaranya.
5)    Evaluasi
Evaluasi memiliki cakupan bukan saja pada bahan ajar, tetapi pada keseluruhan proses belajar mengajar, bahkan pada alat dan bentuk evaluasi itu sendiri. Artinya, evaluasi yang dilakukan sudah benar-benar mengevaluasi  tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan dan proses yang dilakukan.
      Evaluasi yang valid (sahih) bukan saja memberikan informasi prestasi siswa dalam mencapai tujuan tetapi memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.

            Dalam proses belajar mengajar faktor tempat sangat penting perananya, suatu tempat dapat menjadikan suatu pembelajaran menyenangkan dan merasa nyaman jika tempat itu nyaman, bersih dan terdapat fasilitas fasilitas didalamnya, demikian pula sebaliknya. Dalam lingkungan sekolah, faktor tempat juga dapat mendukung berjalannya metode pembelajaran, kelas yang nyaman, lingkungan, laboratorium, perpustakaan yang menunjang adalah faktor yang ikut mendukung berjalannya proses pembelajaran yang didalamnya pasti menggunakan suatu metode pembelajaran.
            Hal yang pertama dilakukan adalah mengelola kelas. Guru dapat melakukan serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dalam iklim sosio-emosional yang positif serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif. Ada 2 macam komponen pengelolaan kelas yaitu, preventif  adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran, dan refrensif yaitu  tindakan kekerasan seperti halnya penanganan dalam gangguan keamanan akan tetapi sebagai salah satu unsure dari ketrampilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik akan menghasilkan prkembangan ketrampilan pengelolaan diri siswa yang baik pula.Teknik pengelolaan kelas harus diupayakan agar tidak mengganggu aspek pembelajaran di kelas bila direncanakan dengan baik melalui RPP.
            Ada beberapa prinsip dalam menata lingkungan fisik kelas:
  1. Visibility (Keleluasaan pandangan )
      : Pemempatan dan penataan barang2 di dalam kelas tidak mengganggu                           pandangan siswa
  1. Accesbility (mudah dicapai)
      Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau        mengambil barang2 yang dibutuhkan selama proses pembelajaran

  1. Fleksibilitas (Keluwesan)
      Barang2 didalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang   disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
  1. Kenyamanan
      Berkenaan dengan temperature ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan             kelas
  1. Keindahan
      Berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangan dan    kondusif bagi kegiatan belajar.
Penataan tempat duduk siswa juga merupakan salah satu pengelolaan kelas, karena pengelolaan kelas yang ektif akan menentukan hasil pembelajaran yang dicapai.Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif,dan menyenangkan bagi siswa. Ada beberapa contoh model penataan bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif seperti:
  1. Meja tapal kuda , siswa berkelompok di ujung meja
  2. Penataan tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
  3. Meja panjang
  4. Meja kelompok
  5. Meja berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja
            Disamping pengelolaan dalam kelas, lingkungan sekitar juga dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, hanya saja penggunaannya harus disesuaikan dengan metode pembelajaran yang sesuai.
Kesimpulan

Bagaimanapun lengkapnya serta baiknya suatu rancangan prosedur rancangan kelas, pada akhirnya sangat tergantung pada kualitas pribadi guru. Guru dengan kehangatannya dan kemampuannya dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan para siswa sangat mempengaruhi iklim dan suasana belajar mengajar didalam kelas





Tidak ada komentar:

Posting Komentar