HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran
memegang peranan penting dalam proses pendidikan, karena pembelajaran merupakan
jantung dari proses pendidikan. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran perlu
direncanakan secara matang agar dapat dilakukan dengan baik dan mencapai pada
tujuan yang diinginkan, yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik dari
tidak tahu menjadi tahu, dari bersikap buruk menjadi baik dan dari tidak bisa
menjadi bisa.
Guru
dituntut memiliki kompetensi profesional dalam melaksanakan tugasnya disamping
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Guru yang
profesional akan melaksanakan tugasnya berdasarkan kepada ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan keguruan, diantara ilmu pengetahuan tersebut adalah ilmu
yang mejelaskan tentang perencanaan pembelajaran dalam upaya meraih tujuan
pembelajaran dengan maksimal.
A.Pengertian Perencanaan
Pembelajaran
Pertama,Perencanaan adalah awal dari semua proses
suatu pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.Perencanaan harus memiliki
empat unsur, yakni :
1. Adanya
tujuan yang harus di capai
- Adanya strategi untuk mencapai tujuan
- Sumber daya yang dapat mendukung
- Implementasi setiap keputusan
Kedua,Pembelajaran diartikan sebagai proses
kerja sama antara guru dengan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan
sumber yang ada.
Jadi,
perencanaan pembelajaran adalah
proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan
tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan
yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
Perencanaan
penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa diberi
kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar.
Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk
berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber sumber belajar untuk mendukung
proses belajar.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A. Kaufman (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan asbah dan nilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A. Kaufman (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan asbah dan nilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Berpangkal
dari pemahaman tersebut, maka perencanaan mengandung enampokokpikiranyaitu:
1.Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehinggadapatdilihatkesenjangannya.
3.Untukmenutupkesenjanganituperludilakukanusaha-usaha.
4.Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatifyangmungkinditempuh.
5.Penilaian alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efisiensi yang palingtinggiperludilakukan.
6.Alternatif yang paling tinggi perlu diperinci sehinggan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
1.Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehinggadapatdilihatkesenjangannya.
3.Untukmenutupkesenjanganituperludilakukanusaha-usaha.
4.Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatifyangmungkinditempuh.
5.Penilaian alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efisiensi yang palingtinggiperludilakukan.
6.Alternatif yang paling tinggi perlu diperinci sehinggan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Ibrahim (1993) mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Bunghart dan Trull ( Sagala : 2003) menyatakan bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, daan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaraan yang diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, pengunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokassi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.
Toeti Soekamto (1993) mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai usaha untuk mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan pembelajaran yang merupakan sebagai system yang intergrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang paling berinterakssi.
Pengertian lain tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998) yang mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon ) komponen-komponen pembelajaraan, sehingga arah kegiatan ( tujuan ), isi kegiatan ( materi ) , cara penyampaaian kegiatan ( metode dan teknik ) serta bagaimana mengukurnya ( evaluasi ) menjadi jelas dan sistematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran.
Unsur atau komponen yang dimaksud adalaah :
1.Ke mana pembelajaran tersebut diarahkan ?
2.Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut ?
3.Bagaimana cara melakukannya ?
4.Bagaimana pula mengetahi berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut ?
Persoalan pertama berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tersebut, persoalan kedua berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, persoalan ketiga berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bias digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi, dan persoalan terakhir berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.
B.Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran
1.Ke mana pembelajaran tersebut diarahkan ?
2.Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut ?
3.Bagaimana cara melakukannya ?
4.Bagaimana pula mengetahi berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut ?
Persoalan pertama berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tersebut, persoalan kedua berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, persoalan ketiga berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bias digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi, dan persoalan terakhir berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.
B.Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran
Pada
bagian sebelumnya Anda telah mengetahui berbagai pengertian tentang perencanaan
pembelajaran. Berdasarkan pengertian-pengertian perencanaan pembelajaran di
atas dapat ditarik suatu penegasan, bahwa perencanaan pembelajaran adalah
sebagai kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan
suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang
sudah ditetapkan. Dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus
memperhatikan prinsip-prinsipnya sehingga proses yang ditempuh dapat dapat
dilaksanakan secara efektif.
Seorang
guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus
mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala
(2003) yang meliputi:
1) Menetapkan apa yang
mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam
implementasi pembelajaran
2) Membatasi sasaran
atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk
mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.
4) Mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5) Mempersiapkan dan
mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-- keputusan yang berkaitan
dengan pembelajaran kepada pihak yang berkepentingan. Jika prinsip-prinsip ini
terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan
untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang disusun.
Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa (2003) bahwa:
1) Kompetensi yang
dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit kompetensi
makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan- -kegiatan yang harus dilakukan
untuk membentuk kompetensi tersebut.
2) Perencanaan
pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa
3) Kegiatan-kegiatan
yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran harus menunjang,
dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
4) Perencanaaan
pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
Terkait
dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik (1980) mengemukakan tentang dasar-dasar/
prinisp perencanaan sebagai berikut:
1) Rencana yang dibuat
harus disesuaikan dengan tersedianya sumber- sumber.
2) Organisasi
pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat
sekolah.
3) Guru selaku
pengelola pembelajaran harus melakssiswaan tugas dan fungsinya dengan penuh
tanggung jawab.
4) Faktor manusia
selaku anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada keserbaterbatasan.
Lebih
lanjut Oemar Hamalik (1980) juga mengemukakan bahwa kegiatan perencanaan yang
baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Rencana adalah alat
untuk memudahkan mencapai tujuan.
2) Rencana harus dibuat
oleh para pengelola atau guru yang benar-benar memahami tujuan pendidikan, dan
tujuan organisasi pembelajaran.
3) Rencana yang baik,
jika guru yang membuat rencana itu memahami dan memiliki keterampilan yang
mendalam tentang membuat rencana.
4) Rencana harus dibuat
secara terperinci.
5) Rencana yang baik
jika berkaitan dengan pemikiran dalam rangka pelaksanaannya.
6) Rencana yang dibuat
oleh guru harus bersifat sederhana.
7) Rencana yang dibuat
tidak boleh terlalu ketat, tetapi harus fleksibel (luwes).
8) Dalam rencana
khususnya rencana jangka panjang perlu diperhitungkan terjadinya pengambilan
resiko.
9) Rencana yang dibuat
jangan terlalu ideal, ambisius, sebaiknya lebih praktispragmatis.
10) Sebaiknya rencana
yang dibuat oleh guru juga memiliki jangkauan yang lebih jauh, dapat diramalkan
keadaan yang mungkin terjadi.
Dengan
demikian, kendatipun mungkin tidak semua persyaratan di atas dapat dilaksanakan
dengan baik, namun dengan kesiapan perencanaan yang matang permasalahan teknis
akan dapat diatasi, dengan guru yang mengatur skenario pembelajaran yang
efektif di kelas sesuai dengan rencana.
Berdasarkan
uraian di atas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan
berbagai kemampuan yang dimiliki siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang
jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang
diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan,
dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Menetapkan apa yang
akan dilakukan oleh guru.
2) Membatasi sasaran
berdasarkan kompetensi (tujuan) yang hendak dicapai.
3) Mengembangkan
alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang kompetensi (tujuan) yang
telah ditetapkan.
C.Tujuan dan
Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Salah satu faktor yang membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) bahwa :
“ Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”.
Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum.
Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembeljaran berfungsi sebagai berikut :
1.Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2.Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5.Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6.Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date pada siswa.
Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi dari perencanaan adalah :
1.Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2.Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai .
3.Membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.
D.Konsep Perencanaan Pembelajaran
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor
(Djamarah, 2008:13). Dengan demikian pengajaran adalah upaya yang dilakukan
oleh guru untuk membantu siswa dalam memperoleh perubahan tingkah laku yang
meliputi kognitif, afektif dan psikomotor melalui interaksi peserta didik
dengan lingkungannya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pengajaran
adalah perencanaan proses yang akan dilakukan oleh guru dalam membimbing,
membantu dan mengarahkan peserta didik agar memiliki pengalaman dalam belajar
sehingga terjadi perubahan dalam tingkah laku peserta didik.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan
dan metode pengajaran, dan penilaian dalam alokasi waktu yang akan dilaksanakan
pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam perencanaan pengajaran ada dua konsep yang membantu guru dalam
meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut
mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan dan
pengetahuan profesional tentang proses pengajaran.
Berdasarkan uraian
di atas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandan, yaitu :
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem pengajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan pembelajaran.
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa mempehatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dan segala tingkatan kompleksitanya.
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem pengajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan pembelajaran.
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa mempehatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dan segala tingkatan kompleksitanya.
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
Dengan mengacu
kepada berbagai sudut pandang tersebut maka perencanaan program pengajaran
harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam
kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu
pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum menjadi
acuan utama dalam penyusunan perencanaan pengajaran, namun kondisi
sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal
penting jangan sampai terabaikan.
E. Dimensi-dimensi Perencanaan Pembelajaran
Dimensi perencanaan pengajaran merupakan cakupan dan sifat-sifat yang ditemukan pada perencanaan pembelajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997) memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensip yang menalar dan efisien.
Dimensi perencanaan pengajaran merupakan cakupan dan sifat-sifat yang ditemukan pada perencanaan pembelajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997) memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensip yang menalar dan efisien.
Dimensi tersebut adalah :
1. Signifikansi, tingkat signifikansi tergantung kepada tujuan pendidikan yang diajukan dan signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses perencanaan.
2. Feasibilitas, maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis baik yang berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.
3. Relevansi, konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
4. Kepastian, konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5. Ketelitian, perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
6. Adaptabilitas, perencanan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik. Perencanaan yang fleksibel dan adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7. Waktu, perencanaan berkaitan dengan memprediksi masa depan, validasi dan reliabilitas analisis yang dipakai serta penentuan kapan waktu menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring, monitoring merupakan proses pengembangan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.
9. Isi perencanaan, perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat :
a. Tujuan apa yang ingin dicapai.
b. Program dan layanan; bagaimana mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia; mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan; rencana pengeluaran dan penerimaan.
e. Bangunan fisik; mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur organisasi; bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi serta pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks sosial dan elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
Untuk mencapai hasil yang maksimal guru perlu untuk melakukan pengembangan program pengajaran secara periodik. Pengembangan program pengajaran dimaksud adalah rumusan-rumusan tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sebelum melaksanakan pengembangan program pengajaran, guru harus mempersiapkan beberapa perangkat yang mendukung, antara lain :
1. Memahami kurikulum
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
1. Signifikansi, tingkat signifikansi tergantung kepada tujuan pendidikan yang diajukan dan signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses perencanaan.
2. Feasibilitas, maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis baik yang berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.
3. Relevansi, konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
4. Kepastian, konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5. Ketelitian, perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
6. Adaptabilitas, perencanan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik. Perencanaan yang fleksibel dan adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7. Waktu, perencanaan berkaitan dengan memprediksi masa depan, validasi dan reliabilitas analisis yang dipakai serta penentuan kapan waktu menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring, monitoring merupakan proses pengembangan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.
9. Isi perencanaan, perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat :
a. Tujuan apa yang ingin dicapai.
b. Program dan layanan; bagaimana mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia; mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan; rencana pengeluaran dan penerimaan.
e. Bangunan fisik; mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur organisasi; bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi serta pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks sosial dan elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
Untuk mencapai hasil yang maksimal guru perlu untuk melakukan pengembangan program pengajaran secara periodik. Pengembangan program pengajaran dimaksud adalah rumusan-rumusan tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sebelum melaksanakan pengembangan program pengajaran, guru harus mempersiapkan beberapa perangkat yang mendukung, antara lain :
1. Memahami kurikulum
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
F.Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu :
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
KESIMPULAN
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Pengajaran merupakan proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu :
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
KESIMPULAN
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Pengajaran merupakan proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Perencanaan pembelajaran adalah perencanaan proses yang akan dilakukan
oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik agar
memiliki pengalaman dalam belajar sehingga terjadi perubahan dalam tingkah laku
peserta didik.
Kurikulum menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai terabaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Madjid, 2007, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Rosyda Karya, Bandung.
Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar Edisi 2, Rineka Cipta, Banjarmasin.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Udin Syaefudin Su’ud, M.Ed., Ph.D, Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun, M.A, 2009, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensip, Rosyda Karya, Bandung.
Kurikulum menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai terabaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Madjid, 2007, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Rosyda Karya, Bandung.
Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar Edisi 2, Rineka Cipta, Banjarmasin.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Udin Syaefudin Su’ud, M.Ed., Ph.D, Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun, M.A, 2009, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensip, Rosyda Karya, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar