Perenc. Pemb.



HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN

              Pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pendidikan, karena pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran perlu direncanakan secara matang agar dapat dilakukan dengan baik dan mencapai pada tujuan yang diinginkan, yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari bersikap buruk menjadi baik dan dari tidak bisa menjadi bisa.
 Guru dituntut memiliki kompetensi profesional dalam melaksanakan tugasnya disamping kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Guru yang profesional akan melaksanakan tugasnya berdasarkan kepada ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan keguruan, diantara ilmu pengetahuan tersebut adalah ilmu yang mejelaskan tentang perencanaan pembelajaran dalam upaya meraih tujuan pembelajaran dengan maksimal.

A.Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Pertama,Perencanaan adalah awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.Perencanaan harus memiliki empat unsur, yakni :
1.      Adanya tujuan yang harus di capai
  1. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
  2. Sumber daya yang dapat mendukung
  3. Implementasi setiap keputusan
Kedua,Pembelajaran diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dengan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada.

Jadi, perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.

            Perencanaan penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa diberi kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar. Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber sumber belajar untuk mendukung proses belajar.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A. Kaufman (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan asbah dan nilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.

             Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Berpangkal dari pemahaman tersebut, maka perencanaan mengandung enampokokpikiranyaitu:
1.Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang,
  sehinggadapatdilihatkesenjangannya.
3.Untukmenutupkesenjanganituperludilakukanusaha-usaha.
4.Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatifyangmungkinditempuh.
5.Penilaian alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efisiensi yang palingtinggiperludilakukan.
6.Alternatif yang paling tinggi perlu diperinci sehinggan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.

            Ibrahim (1993) mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

            Bunghart dan Trull ( Sagala : 2003) menyatakan bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, daan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaraan yang diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, pengunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokassi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.

             Toeti Soekamto (1993) mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai usaha untuk mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan pembelajaran yang merupakan sebagai system yang intergrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang paling berinterakssi.

               Pengertian lain tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998) yang mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon ) komponen-komponen pembelajaraan, sehingga arah kegiatan ( tujuan ), isi kegiatan ( materi ) , cara penyampaaian kegiatan ( metode dan teknik ) serta bagaimana mengukurnya ( evaluasi ) menjadi jelas dan sistematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.

               Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran.

 Unsur atau komponen yang dimaksud adalaah :
1.Ke mana pembelajaran tersebut diarahkan ?
2.Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut ?
3.Bagaimana cara melakukannya ?
4.Bagaimana pula mengetahi berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut ?
Persoalan pertama berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tersebut, persoalan kedua berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, persoalan ketiga berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bias digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi, dan persoalan terakhir berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.

B.Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran

Pada bagian sebelumnya Anda telah mengetahui berbagai pengertian tentang perencanaan pembelajaran. Berdasarkan pengertian-pengertian perencanaan pembelajaran di atas dapat ditarik suatu penegasan, bahwa perencanaan pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsipnya sehingga proses yang ditempuh dapat dapat dilaksanakan secara efektif.

Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) yang meliputi:
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.
3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
4) Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-- keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak yang berkepentingan. Jika prinsip-prinsip ini terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang disusun.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa (2003) bahwa:
1) Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan- -kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2) Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa
3) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
4) Perencanaaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.

Terkait dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik (1980) mengemukakan tentang dasar-dasar/ prinisp perencanaan sebagai berikut:
1) Rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber- sumber.
2) Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat sekolah.
3) Guru selaku pengelola pembelajaran harus melakssiswaan tugas dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab.
4) Faktor manusia selaku anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada keserbaterbatasan.

Lebih lanjut Oemar Hamalik (1980) juga mengemukakan bahwa kegiatan perencanaan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Rencana adalah alat untuk memudahkan mencapai tujuan.
2) Rencana harus dibuat oleh para pengelola atau guru yang benar-benar memahami tujuan pendidikan, dan tujuan organisasi pembelajaran.
3) Rencana yang baik, jika guru yang membuat rencana itu memahami dan memiliki keterampilan yang mendalam tentang membuat rencana.
4) Rencana harus dibuat secara terperinci.
5) Rencana yang baik jika berkaitan dengan pemikiran dalam rangka pelaksanaannya.
6) Rencana yang dibuat oleh guru harus bersifat sederhana.
7) Rencana yang dibuat tidak boleh terlalu ketat, tetapi harus fleksibel (luwes).
8) Dalam rencana khususnya rencana jangka panjang perlu diperhitungkan terjadinya pengambilan resiko.
9) Rencana yang dibuat jangan terlalu ideal, ambisius, sebaiknya lebih praktispragmatis.
10) Sebaiknya rencana yang dibuat oleh guru juga memiliki jangkauan yang lebih jauh, dapat diramalkan keadaan yang mungkin terjadi.

Dengan demikian, kendatipun mungkin tidak semua persyaratan di atas dapat dilaksanakan dengan baik, namun dengan kesiapan perencanaan yang matang permasalahan teknis akan dapat diatasi, dengan guru yang mengatur skenario pembelajaran yang efektif di kelas sesuai dengan rencana.

Berdasarkan uraian di atas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru.
2) Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi (tujuan) yang hendak dicapai.
3) Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang kompetensi (tujuan) yang telah ditetapkan.
C.Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

            Salah satu faktor yang membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) bahwa :
“ Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”.
  
             Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum.

             Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembeljaran berfungsi sebagai berikut :
1.Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2.Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5.Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6.Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date pada siswa.
Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi dari perencanaan adalah :
1.Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2.Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai .
3.Membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.

D.Konsep Perencanaan Pembelajaran

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah, 2008:13). Dengan demikian pengajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam memperoleh perubahan tingkah laku yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor melalui interaksi peserta didik dengan lingkungannya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pengajaran adalah perencanaan proses yang akan dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik agar memiliki pengalaman dalam belajar sehingga terjadi perubahan dalam tingkah laku peserta didik.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam perencanaan pengajaran ada dua konsep yang membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandan, yaitu :
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem pengajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan pembelajaran.
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa mempehatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dan segala tingkatan kompleksitanya.
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut maka perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai terabaikan.
E. Dimensi-dimensi Perencanaan Pembelajaran
            Dimensi perencanaan pengajaran merupakan cakupan dan sifat-sifat yang ditemukan pada perencanaan pembelajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997) memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensip yang menalar dan efisien.
Dimensi tersebut adalah :
1. Signifikansi, tingkat signifikansi tergantung kepada tujuan pendidikan yang diajukan dan signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses perencanaan.
2. Feasibilitas, maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis baik yang berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.
3. Relevansi, konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
4. Kepastian, konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5. Ketelitian, perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
6. Adaptabilitas, perencanan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik. Perencanaan yang fleksibel dan adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7. Waktu, perencanaan berkaitan dengan memprediksi masa depan, validasi dan reliabilitas analisis yang dipakai serta penentuan kapan waktu menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring, monitoring merupakan proses pengembangan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.
9. Isi perencanaan, perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat :
a. Tujuan apa yang ingin dicapai.
b. Program dan layanan; bagaimana mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia; mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan; rencana pengeluaran dan penerimaan.
e. Bangunan fisik; mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur organisasi; bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi serta pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks sosial dan elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.

            Untuk mencapai hasil yang maksimal guru perlu untuk melakukan pengembangan program pengajaran secara periodik. Pengembangan program pengajaran dimaksud adalah rumusan-rumusan tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sebelum melaksanakan pengembangan program pengajaran, guru harus mempersiapkan beberapa perangkat yang mendukung, antara lain :
1. Memahami kurikulum
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
F.Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu :
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.

KESIMPULAN

           Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Pengajaran merupakan proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
           Perencanaan pembelajaran  adalah perencanaan proses yang akan dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik agar memiliki pengalaman dalam belajar sehingga terjadi perubahan dalam tingkah laku peserta didik.
            Kurikulum menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai terabaikan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Madjid, 2007, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Rosyda Karya, Bandung.

Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar Edisi 2, Rineka Cipta, Banjarmasin.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Udin Syaefudin Su’ud, M.Ed., Ph.D, Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun, M.A, 2009, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensip, Rosyda Karya, Bandung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar